Senin, 12 Mei 2008
Lyrics:
Bulan merah jambu luruh di kotamu
Kuayun sendiri langkah langkah sepi
Menikmati angin menabur daun daun
Mencari kembaranmu di waktu lalu
Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi
Tercipta nelangsa merenggut sukma
Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah, pindah ke lain hati
Begitu lelah sudah kuharus menepi
Hidup telah ditambatkan berlabuh dipantaimu
Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi
Tercipta nelangsa merenggut sukma
Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah, pindah ke lain hati
Pindah ke lain hati
Pindah ke lain hati
Sungguh kuakui tak bisa ke lain hati
Sungguh kuakui tak bisa ke lain hati
Sungguh kuakui tak bisa ke lain hati
Mengingatmu mengenangmu
Menggapai paras wajahmu
Sendiri
Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi
Tercipta nelangsa merenggut sukma
Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah, pindah ke lain hati
Pindah ke lain hati
Pindah ke lain hati
Pindah ke lain hati
Sungguh kuakui tak bisa ke lain hati
Sungguh kuakui tak bisa ke lain hati
Sungguh kuakui tak bisa ke lain hati
Sungguh kuakui tak bisa ke lain hati
Lyrics:
Melayang, melintasi ruang khayalku
Menggapai indahnya harmoni di sana
Anganku imaji 'kan menjelma rasa
Paduan bersama jiwaku menyatu
Oh suasana nyaman terasa
Membangun tangga nada
Dan harapan pun beranjak nyata
Laguku kan tercipta
Melayang, menggapai sanjakku berlagu
Untaian syair mudah tercerna
Tak perlu sukar kata
Utama manis tutur bahasa
Keserasian gaya kubawa serta
Marilah dendang, riang
Turuti ketukan laguku kian menyenangkan
Janganlah sampai tertahan emosi
Biarkan menari langkah kaki
Lyrics:
Setetes embun di daun lamban bergulir
Ketika jatuh ke tanah terserap musnah
Begitupun hatiku diayun bimbang jawabmu
Terhempas dan hampa tak terkira
Mentari tersaput mega enggan bersinar
Menusuk angin ke raga jiwa gemetar
Terpuruk ku disini di peluk bimbang sikapmu
Membeku dan sara tak terkira........
Tak terkira
Adalah kau tuangkan cinta ke dalam tungku yang tengah panas menyala
Adalah kau padamkan bara tatkala hangat mulai membuai jiwa
Terhempas bimbang sikapmu
Terpuruk ku disini
Di pelukanbimbang jawabmu
Membeku dan sara tak terkira......
Adalah kau tuangkan cinta ke dalam tungku yang tengah panas menyala
Adalah kau padamkan bara tatkala hangat mulai membuai jiwa
Terhempas bimbang sikapmu
Menggigil palung hati
Di pelukan bimbang jawabmu
Terpuruk ku disini
Dihempas bimbang sikapmu
Membeku dan sara tak terkira
Lyrics:
Membaca lagi surat-suratmu, hatiku jatuh rindu
Tak sadar pada langit kamarku, kulukis kau di situ
Waktu yang berlalu, dan jarak masih saja terbentang
Penamu bicara, menembus ruang menyapa sukmaku
Mendesah lembut angin membawa butiran hati lara
Ternyata meraih kesempatan, tak semudah kusangka
Kau setia menunggu lelaki kecil menantang hidup
Kau sertakan do'a, seolah mantra menjelma nafasku
Memendam tanya segera terucap
Belahan jiwa apa kabarmu
Kuharap s'lalu tetap kau jaga
Tumbuhan cinta yang di ladang kita ...
Kau setia menunggu lelaki kecil menantang hidup
Kau sertakan do'a, seolah mantra menjelma nafasku
Memendam tanya segera terucap
Belahan jiwa apa kabarmu
Kuharap s'lalu tetap kau jaga
Tumbuhan cinta yang di ladang kita
Aku ... jauh di sini menggapai cita
Hingga ... satu saat pasti ku kan kembali
Kan kujemput dikau Sang Putri, pada saatnya nanti
Berkereta kencana kubawa pergi, 'tuju istana di sana kubertahta
Memendam tanya segera terucap
Belahan jiwa apa kabarmu
Kuharap s'lalu tetap kau jaga
Tumbuhan cinta yang di ladang kita
Aku ... jauh di sini menggapai cita
Hingga ... satu saat pasti ku' kan kembali